BIOGRAFI IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI
IMAM IBNU HAJAR
AL-ASQALANI
1.
BIOGRAFI
IBNU HAJAR AL-ASQALANI
Ibnu Hajar dilahirkan di Cairo pada tanggal 18 Februari 1449 M, bertepatan pada tanggal 12 Sya’ban 773 H, dari sebuah keluarga yang dikenal sangat relegius. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad (Hajar al-‘Asqalani) Adalah seorang ulama hadist, sejarawan dan ahli fiqih madzhab Syafi’i.
Adapun julukan al-Asqalani adalah bagian dari tradisi keluarga-keluarga muslim yang menyebar kemana-mana. Nenek moyangnya mula-mula pindah ke Iskandariyah dan kemudian ke Cairo. Ayahnya, Nuruddin Ali (777 H/1375 M), adalah ulama besar yang selain dikenal sebagai mufti juga dikenal sebagai penulis sajak-sajak keagamaan. Ibunya, Tujjar, adalah seorang wanita kaya yang aktif dalam kegiatan perniagaan.
Ibnu Hajar menjadi yatim piatu sejak masa kanak-kanak.
Ayahnya meninggal dunia ketia Ibnu Hajar baru berumur empat tahun, sedangkan
ibunya telah lebih dahulu meninggal. Sepeninggal orang tuanya, Ibnu Hajar
diasuh Zakiuddin Abu Bakar al-Kharrubi, seorang saudagar kaya yang telah
ditunjuk ayahnya sebagai pembimbing utamanya. Kurang lebih 10 tahun kemudian,
pembimbingnya meninggal dunia pada saat Ibnu Hajar berusia 14 tahun.[1]
Ia hapal Al-Qur’an dalam usia sembilan tahun. Ia juga hapal Al-‘umdah, Al-hawi as-shagir, Mukhtashar Ibnu Hajib al-ashli, Mulhat al-A’rab, dan sebagainya. Yang pertamakali ia tekuni adalah pembahasan kitab Al-‘umdah pada usia masih kecil kepada Al-jamal bin Zhahirah di mekkah. Kemudian ia belajar suatu ilmu kepada Al-shadr al-absithi di kairo. Lalu semangatnya untuk menekuni bidang keilmuan terhenti karena tidak ada yang mendukungnya sampai ia berumur tujuh belas tahun.
Kemudian ia belajar dengan tekun kepada salah seorang yang menerima wasiat untuk memeliharanya yaitu Al-‘Allamah Al-syam bin Al-Qaththan dalam bidang fiqih, bahasa arab, ilmu hitung, dan membaca sebagian besar dari kitab Al-hawi. Disamping itu, ia juga belajar fiqih dan bahasa arab dengan tekun kepada Al-nur Al-adami. Guru fiqih lainnya adalah Al-anbasi.
Dan selama beberapa saat ia juga belajar fiqih kepada Al-bulqini dengan menghadiri beberapa kali kuliahnya tentang fiqih dan membaca sebagian besar kitab Al-Rawdhah dihadapannya dengan catatan pinggir yang ditulis olehnya. Ia pernah belajar secara khusu kepada Ibnu al-Mulaqqan dan membaca sebagian besar syarh yang di tulisnya atas kitab Al-Minhaj.
Kemudian ia belajar kepada ‘izzudin bin jama’ah dalam berbagai cabang ilmu dalam waktu yang cukup panjang, yaitu sejak tahun 790 H, sampai syeikh izzudin wafatpada tahun 819 H. Ia memberi komentar terhadap sebagian syarh syeikh ‘izzudin atas kitab Al-jam’ al-jawami’.
Ia juga menghadirisejumlah perkuliahan yang di sampaikan oleh
Al-Hammam Al- khawarizmi, dan sebagainya. Ia belajar ilmu bahasa kepada Al-Fairuz
Abadi, penyusun Al-Qamus, belajar
bahasa arab kepada Al- Ghamari dan Al-Muhibb bin Hisyam, belajar ilmu qira’at
sab’ah kepada Al-Burhan Al tanukhi, dan menekuni berbagai bidang ilmu hingga
mencapai titik puncaknya.[2]
2.
PENDIDIKANNYA
Sebagai anak yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang taat beragama, Ibnu Hajar memperoleh pendidikan mula-mula dari bimbingan ayahnya sendiri. Pada usia 5 tahun Ibnu Hajar sudah masuk kesekolah agama, pada tahun 782 H yakni ketika ia berumur 9 tahun telah mampu hafal al-Qur’an.
Pada tahun 784H yaitu ketika ia berusia 11 tahun belajar
hadist di Makah al-Mukaramah kepada Syeh Afifuddin al-Naisabury dan belajar
hadist Bukhari kepada Syeh al-Makky, disinilah ia untuk pertama kali berguru
mengenai hadist.[3]
Dalam usia 23 tahun Ibnu Hajar telah
menekuni hadist. Untuk menekuni studinya ini ia mengadakan perjalanan panjang
ke Hedzajaz dan Yaman pada bulan Syawal 799 H atau Juli 1397 M sampai 801
H/1398 M, di Palestina dan Suriah. Perjalanan studinya itu berakhir ketika ia
kembali dari Suriah pada tahun 803 H/1400 M.
Diceritakan dalam kitab Subul
al-Salam bahwa Ibnu Hajar dalam rangka mengasah hafalan hadistnya ia
menyempatkan waktunya sendiri, diantaranya adalah ia pernah membaca hadist
Sunan Ibnu Majah diempat majlis, Sahih Muslim di empat majlis, Sahih Bukhari di
sepuluh majlis dan Sunan al-Nasa’i sepuluh majlis. Dan didalam perjalanannya ke
Syam ia juga pernah membaca Mu’jam al-Thabrani al-Saghir selama satu majlis.[4]
Setelah berhasil menyelesaikan studinya, Ibnu Hajar dalam usianya yang relatif muda telah diberi otoritas untuk mengajar ilmu hadis, ilmu tafsir dan fiqih. Kuliahnya tentang ilmu hadis dimulai pada bulan sawal 808 H / maret 1406 M di Syaikhuniyah. Ia juga memberi kuliah di madrasah Jamaliah dan juga di Madrasah Mankutimuriyah. Karir Ibnu Hajar berlangsung sebagaimana ulama besar sebelumnya. Ia menjadi dosen, guru besar, pimpinan akademi, hakim, mufti, dan khatib.
3.
GURU-GURUNYA
Diantara guru-gurunya terdiri dari
guru-guru yang ahli dalam disiplin ilmu dan berpengetahuan luas serta para
tokoh agama terkemuka. Diantaranya adalah :
a. Al-Burham
al-Tanukhi (800 H), sebagai guru ilmu qira’at
b.
Al-Zainu al-‘iraqi (805 H), sebagai guru hadis
c.
Al-Haitsami (807 H), sebagai guru hafalan
matan hadis
d.
Al-Siraj al-Bulqini (908H), sebagai
guru hafalan dan ilmu pengetahuan
e.
Siraj al-Din Ibnu Mulqin (804 H),
sebagai guru jurnalistik
f.
Al-Majid al-Syairozi (817 H),
sebagai guru bahasa dan ilmu pengetahuan
g.
Al-Ghamari (802 H), sebagai guru
bahasa Arab
h. Al-Muhib bin Hisyam (799 H), sebagai guru hadist, dan guru-guru lainnya yang tidak dapat disebutkan.[5]
4.
KARYA-KARYANYA
Ibnu Hajar lebih dikenal dengan nama kakeknya, yaitu al-‘Asqalani, sehingga kitab-kitab karangannya sering disebut Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Sebagai seorang ulama yang produktif masalah keilmuan, Ibnu Hajar memang telah melahirkan beberapa tulisan.
Ia mengarang hampir 150 kitab[6]karya-karyanya
meliputi berbagai bidang ilmu, seperti: ilmu al-Qur’an, metodologi hadis (ushul
al-hadis), penjelasan hadis (syarh al-hadis), tahrij hadis, hukum Islam (kutub
fiqih), tokoh-tokoh hadis (rijal al-hadis), kisah-kisah (al-manaqib), sejarah
(al-tarih), dan lain-lain. Diantara yang terbesar dari karyanya ialah kitab
“Fath al-Bari Syarh Sahih al-Bukhari yang banyak dikaji di pondok pesantren
maupun perguruan tinggi.
Akan tetapi,
dari beberapa karyanya hanya mendapatkan sebagian daripada yang dikutip dari
kitab tahdzib al-Tahdzib[7].
Di antaranya adalah:
a.
Ulumul Qur’an
1)
Asbab al-nuzul
2)
Al-itqan fi jam’i ahaadis fadhail
al-Qur’an
3)
Ma waqa’a fi al-Qur’an min ghairi
lughati al- Arab
b.
Usul al-Hadis
1)
Nukhbah al-fikr fi musthalah ahl
al-asar
2)
Nuzhah al-nadhr fi taudhih nukhbah
al-fikr
c.
Syarh al-Hadis
1)
Fath al-Bary Syarh Sahih al-Bukhari
2)
Nukt ala Tanqih al-Zarkasi
al-Bukhari
d.
Takhrijul al-hadis
1)
Al-Istidrak al-Saikhihi al-Iraqi
2)
Takhrij al-Hadis Muntaha al-Suwali
3)
Takhrij al-Hadis Azkar al-Nawawi
4)
Al-Tamyiz fi Takhrij al-Hadis
(al-Ghazali)
5)
Al-Dariyah fi Takhrij al-Hadis
al-Hidayah
e.
Kutub al-Athraf
1)
Ithaf al-Mahrah
2)
Annukt al-Dhiraf ala athraf
f.
Kutub al-Fiqh
1)
Bulug al-Maram
g.
Al-Ma’ajim wa al-Masyakhat
1)
Tajrid asanid al-Kutub al-Mashuah
2)
Al-Mu’jam al-Mu’assis
h.
Kutub al-Rijal
1)
Al-Ishabah fi tamyiz al-Shahabah
2)
Lisan al-Miyan
3)
Tahdib al-Tahdib
4)
Taqrib al-Tahdib
5)
Ta’jil al-Manfaah birijal al-Aimmah
al-Arba’ah
6)
Al-isyar bima’rifah ruwat al-Asar
7)
Nuzhah al-Albab fi al-Alqab
i.
Al-Manaqib
1)
Tarjamah Ibnu Taimiyah
2)
Tawali al-Ta’sis bi ma’ali Ibnu
Idris
j.
Kutub al-Tarikh
1)
Al-Durar al-Kaminah
2)
Al-Anba’ al-ghamr
3)
Raf’ al-Ishar’ an qudhat misry
DAFTAR PUSTAKA
Ensiklopedi Islam
Prof. Drs. K.H.
Masdar Helmy, Tarjamah Hadis Bulughul
Maram, (Bandung: CV Gema Risalah Press, 1994)
M.
Machfuddin Aladip, Terjemah Bulug
al-Maram, (Semarang: Toha Putra, 1985)
Al-
Shan’any, Subul al-Salam
Tahdzib
al-Tahdzib
[1] Ensiklopedi Islam, hlm.154.
[2] Prof. Drs. K.H. Masdar Helmy, Tarjamah
Hadis Bulughul Maram, (Bandung: CV Gema Risalah Press, 1994) cet. Ke-3 hlm.
19
[3] M. Machfuddin Aladip, Terjemah Bulug al-Maram, (Semarang: Toha
Putra, 1985), hlm. 27.
[4] Al- Shan’any, Subul al-Salam, Op.Cit., hlm.1.
[5] Tahdzib al-Tahdzib, Op.Cit., hlm.6.
[6] Terjemah Bulug al- Maram, Op.Cit., hlm.28.
[7] Tahdzib al-Tahdzib, Op.Cit., hlm.11-13.
Posting Komentar untuk " BIOGRAFI IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI "