Makalah Agama Islam dalam Pandangan Agama Samawi
Agama Islam dalam Pandangan Agama Samawi
Disusun oleh :
Kelompok I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami kelompok ii dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama Islam dalam Pandangan Agama
Samawi“. Shalawat serta Salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta pengikut beliau dari
dulu hingga akhir zaman.
Kami
kelompok I menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini, bisa terwujud atas bantuan
jasa dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material. Untuk itu kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih terutama kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar
Studi Islam, dan teman-teman yang tergabung dalam kelompok ini, yang telah
berkerjasama dengan baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Amin Allahumma Amin
Banjarmasin,
27 Februari 2015
Penulis
Kelompok I
DAFTAR ISI
1.
KATA
PENGANTAR i
2.
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN
AGAMA ISLAM
DALAM PANDANGAN AGAMA SAMAWI 5
A.
Pengertian
Agama 5
B. Pengertian Agama Islam 5
C. Agama Samawi Sebelum Kenabian Muhammad 6
D.
Agama
Islam Sebagai Satu-satunya Agama Samawi 9
E.
Agama Islam Dalam Pandangan Samawi 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agama adalah salah satu hal vital dalam kehidupan manusia. Dengan
agama, seseorang akan lebih terarah hidupnya. Bagi manusia, melalui kitab,
agama dijadikan pedoman di dalam kehidupannya. Manusia dalam segala aspek
kehidupan baik secara individu ataupun kelompok mulai dari cara berperilaku,
bergaul, dan segala aktivitas hidup semuanya diatur oleh agama. Seseorang yang
taat pasti tetap menjaga dan melaksanakan aturan dan menjalankan apa yanng
tertulis di dalam kitabnya.Di Indonesia sendiri terdapat 6 agama yanng diakui
secara syah menurut undang-undang, yaitu islam, kristen, hindu, budha, katolik,
dan konghucu. Kesemuanya itu mempunyai kitab masing-masing yang dijadikan dasar
manusia dalam menjalankan agamanya, dan memiliki penganut masing-masing pula
sesuai keyakinan individunya.
Salah satu agama yang ada di Indonesia, adalah agama islam.
Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam. Islam turun menjadi suatu agama
dan menjadi suatu agama membutuhkan proses yang panjang, selain itu agama ini
juga memiliki kitab yang dijadikan dasar untuk kehidupan penganutnya. Di
samping kitab, di dalam suatu agama pastilah terdapat suatu aktivitas keagamaan
yang menjadi kewajiban yang memeluknya. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas tentang yang berhubungan dengan agama islam sebagai agama yang
bersumber dari Allah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
Agama itu ?
2.
Apakah
Agama Islam itu ?
3.
Bagaimana
Agama Samawi Sebelum Kenabian Muhammad SAW ?
4.
Bagaimana
Agama Islam Sebagai Satu-satunya Agama Samawi
5.
Bagaimana Agama Islam Dalam Pandangan Samawi
BAB II
Agama Islam dalam Pandangan Agama Samawi
A.
Pengertian
Agama
Menurut Prof. Dr.
Muhammad Abdullah Darraz ia membahas mengenai Ad-Dien (agama) yang
berbobot Ad-Dien. Beliau menyimpulkan definisi tersebut tentang Ad-Dien yaitu
dalam konteks agama apapun, baik agama yang benar maupun yang rusak dan agama
samawi (bersumber kitab wahyu) atau pun
yang paganis (keberhalaan). Beliau mengatakan:
Ad-Dien (agama) adalah : “Keyakian terhadap eksistensi (wujud)
suatu dzat atau beberapa dzat ghaib yang maha tinggi, ia memiiki perasaan dan
kehendak, ia memiliki wewenang untuk mengurus dan mengatur urusan yang
berkenaan dengan nasib manusia. Keyakinan mengenai ihwalnya akan memotivasi
manusia untuk memuja dzat itu dengan perasaan suka meupun takut dalam bentuk
ketundukan atau pengagungan.” Singkatnya, Ad-Dien adalah: “Keyakinan (keimanan)
tentang suatu dzat ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan
ibadah (penyembahan) .”
Pengertian ini adalah berdasarkan pengamatan jika kita melihat
Ad-Dien dari sisi kondisi kejiwaan (psikologis) yang berarti “Keyakinan Keagamaan” adapun jika kita melihat Ad-Dien dari sisi
dimana ia merupakan suatu hakikat eksternal, maka kita katakana : “Ad-Dien
merupakan kumpuln hukum/ketentuan-ketentuan idealis yang mendeskripsikan
sifat-sifat dari kekuatan Ilahiyah itu, dan kumpuln kaidah-kaidah praktis yang
menggariskan cara beribadah kepada-Nya.[1]
B.
Pengertian Agama Islam
Pengertian
islam dapat kita bedah dari dua aspek,yaitu aspek kebahasaan dan aspek
peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam
berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat,sentosa
dan damai. Dari kata salima
selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri dalam masuk kedamaian. Oleh sebab itu, orang yang
berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah SWT, Disebut sebagai orang
muslim.
Adapun
pengertian Islam dari segi istiilah,banyak ahli yang mendefinisikannya. Harun
Nasution mengatakan bahwa islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW, sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal suatu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan
manusia. Sementara itu, maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam agama
adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya yaitu
ke-Esaan Allah dan kesatuan persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata bahwa agama islam selaras dengan namanya. Islam
bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh nabi Allah,sebagai mana tersebut
dalam al-Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar
tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah.[2]
C.
Agama
Samawi Sebelum Kenabian Muhammad
Pada dasarnya agama di dunia itu dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu : agama Samawi dan agama Ardhi (agama langit dan bumi).[3]
a.
Agama
Samawi ialah : agama-agama yang diturunkan Allah SWT agar menjadi petunjuk bagi
manusia. Yang tergolong agama Samawi adalah agama Yahudi, agama Nasrani
(Kristen), dan agama Islam.[4]
b.
Agama
Ardhi ialah : agama yang asalnya dari hasil pemikiran manusia. Seperti agama
Hindu, Budha, Kong Hucu dan sebagainya.
Diantara keduanya itu yang disebut “Agama” hanyalah “Agama Samawi
saja”. Yaitu agama yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul dengan wahyu-Nya
untuk disampaikan kepada umat manusia. Sedang agama Ardi itu hanya merupakan
“Aliran pemikiran manusia” saja yang mungkin bersumber pada suatu agama samawi.
Tetapi karena merupakan hasil pemikiran manusia maka agama Ardhi dapat menjurus
pada penyembahan berhala, mendewakan-dewakan benar seperti mendewakan langit, mendewakan
api dan sebagainya. Dengan kata lain menjurus pada kemusrikan.
1.
Sifat-sifat
agama Samawi sebelum Islam
Agama samawi memiliki sifat tertentu yaitu :
a)
Adanya
karena diturunkan oleh Allah.
b)
Turun
dengan wahyu atau kitab suci.
c)
Pembawanya
Nabi atau Rasul yang jumlahnya ada 25 orang Rasul.
d)
Meng-Esakan
Allah yang Maha Esa.
e)
Merupakan
ajaran kebenaran hakiki.
Allah telah menurunkan agama-Nya dengan wahyu-Nya lewat para
Rasul-Nya kepada manusia, dan agama Allah itu hanya dapat diterima oleh hati
atau bathin yang murni saja.
Tujuan agama Allah itu diturunkan untuk mengatur kehidupan manusia
di dalam masyarakat mengenai peri-badatan, tata tertib kenegaraan, perekonomian
dan tata sosial budaya. Hal itu dapat diambil contoh yang dekat saja yaitu tata
kehidupan yang diatur oleh Nabi Dawud a.s dan Nabi Sulaiman a.s pada tahun
(1025 SH - 900 SM).
Kemudian akhirnya pada zaman Nabi Muhammad SAW. agama Samawi itu
disempurnakan oleh Allah SWT dengan sebutan yang nyata yaitu “Islam” artinya
sejahtera dan selamat.
Sebagaimana firman Tuhan yang artinya :
“Hari ini telah kami sempurnakan agamamu dan telah kami cukupkan
nikmat atasmu dan kami nyatakan keridhaan kami bagimu islam menjadi agama mu”
QS. Al Maidah : 3).
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka menjadi sempurnalah Agama
Samawi yang diturunkan oleh Allah sejak zaman Nabi Adam a.s hingga zaman Nabi
Muhammad SAW.
2.
Sikap
dan pandangan manusia terhadap agama Samawi sebelum kenabian Muhammad SAW.
Manusia bersikap dan memandang agama Samawi sebelum kenabian
Muhammad SAW itu, bahwa agama Samawi yang diturunkan oleh Tuhan sejak Nabi Adam
a.s sampai dengan Nabi Muhammad itu ialah :
a)
Satu
agama yang yaitu agama Tauhid, tidak bermacam-macam agama.
b)
Mempunyai
tujuan yang satu pula, yaitu untuk kesejahteraan dan keselamatan manusia di dunia
dan akhirat.
c)
Diturunkan
kepada satu macam makhluk juga, yaitu kepada manusia. Tidak untuk makhluk lain.
d)
Sekalipun
dibawakan oleh 25 Rasul, tetapi urutan turunnya wahyu kepada Rasul demi Rasul
dari Nabi Isa a.s hingga Nabi Muhammad SAW itu merupakan suatu rangkaian
kesatuan juga yang tidak boleh dipisah-pisahkan.
e)
Kemudian
kesatuan wahyu yang diturunkan sejak Nabi Adam a.s sampai dengan Nabi Muhammad
SAW itu, oleh Tuhan baru disempurnakan dengan turunnya wahyu terakhir pada saat
menjelang wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Dimana Tuhan menyatakan, bahwa agama yang diturunkan-Nya itu adalah
bernama “Agama Islam”. Sebagaimana tersebut di halaman depan pada surat
Al-Maidah ayat 3 tadi.
Jadi kesimpulannya, bahwa agama Samawi yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada Nabi Adam a.s sampai dengan Nabi Muhammad itu satu dan merupakan
kesatuan yang bernama “Agama Islam” lain tidak ada.[5]
D.
Agama
Islam : Satu-satunya Agama Samawi
Islam adalah satu-satunya agama samawi. Sedangkan
agama Nasrani dan agama Yahudi dalam bentuknya yang sekarang tidak dapat lagi
kita sebut agama murni samawi; paling-paling kita dapat menyebutnya sebagai
agama semi-samawi atau agama semu-samawi, karena kedua kitab suci kedua agama
termaksud dalam bentuknya yang sekarang ini sudah sangat banyak diinterpolasi
dengan pikiran-pikiran manusia bagaimana halnya dengan agama Nasrani dan agama
Yahudi dalam bentuknya yang murni? Kedua agama termaksud dalam bentuknya yang asli
tentu saja adalah agama murni-samawi. Dan oleh karena itu, kedua agama
termaksud dalam bentuknya yang murni menurut pandangan Al-Qur’an adalah Islam.
Bahkan menurut Al-Qur’an agama yang dianut oleh semua nabi-nabi Allah SWT itu
seluruhnya agama Islam.[6]
Allah
SWT berkenan berfirman kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
“Katakanlah
: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami,
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub serta anak
cucunya, dan kepada apa yang telah diturunkan kepada Musa, Isa serta Nabi Rabb
mereka. Kami tiada mengadakan diskriminasi antara yang seorang terhadap yang
lainnya. Dan kami muslimun (orang-orang Islam,orang-orang yang berserah diri
kepada Allah).” (S. 2 : Al-Baqarah : 136)
Nabi
Nuh a.s. berkata :
“Dan
aku diperinytahkan (oleh Allah) untuk menjadi seorang dari golongan Muslimin.”
(S. 10 : Yunus : 72)
Di
dalam Al-Qur’an tercatat mengenai Nabi Ibrahim a.s. sebagai berikut :
“Dan
Allah telah berkenan memilih dia di dunia ini. Dan sesungguhnya dia di akhirat
pun tergoloong pada golongan orang-orang saleh. Tatkala Allah SWT. berfirman :
“Islamlah (berserah dirilah!)”. Dia un berkata : “Kami ber-Islam (berserah
diri) kepada Rabb (Pencipta, Penata, dan Penyempurna) alam semesta.” (S. 2
: Al-Baqarah : 130-131).
Nabi
Yusuf berkata kepada Rabbnya :
“Engkaulah
Wali-ku di dunia dan akhirat. Wafatkanlah daku sebagai muslim dan jumpakanlah
daku dengan orang-orang yang saleh.” (S. 12 : Yusuf : 101)
Nabi
Musa berkata kepada kaumnya :
“Ya
kaumku. Bila kalian beriman kepada Allah, bertawakal dirilah pada-Nya jika
benar-benar kalian muslimin.” (S. 10 : Yunus : 84)
Tentang
peri-keadaan Nabi Isa a.s. Al-Qur’an antara lain mencatat :
“Setelah
merasa kekufuran mereka Isa a.s. berkata : “Siapa pembelaku di jalan Allah”,
Hawariyun berkata : “Kami pembela Allah. Kami beriman kepada Allah dan
saksikanlah bahwa kami adalah muslimun!” (S. 3 : Al-Imran : 52)
Selanjutnya
Allah SWT berkenan mengutus seorang Rasul-Nya, penutup para Rasul Allah yang
terdahulu itu. Allah SWT berkenan berfirman kepada Muhammad Rasul Allah itu :
“Sesungguhnya
telah aku wahyukan kepadamu sebagaimana telah Aku wahyukan kepada Nuh dan para
Nabi sesudahnya. Dan telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub,
al-Asbath, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaeman. Dan tlah Kami sampaikan Zabur
kepadamu dan para Rasul yang tidak pernah Kami kisahkan kepadamu. Para Rasul
itu mengemban tugas sebagai pembawa berita bahagia dan peringatan, agar manusia
tidak mempunyai dalih sedikit pun terhadap Allah setelah para Rasul itu datang.
Sesungguhnya Allah Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (S. 4 : An-Nisa :
163-165)
Dari rangkaian ayat-ayat termaktub
dan termaksud di atas maka jelas dan tegaslah sudah, bahwa menurut Al-Qur’an
Islam adalah satu-satunya agama murni samawi, sepanjang masa dan sembarang
persada.[7]
E.
Agama Islam Dalam Pandangan Samawi
Sebelum Islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah
agama yang dianut oleh umat Islam. Para ahli ilmu perbandingan agama ( the comparative study of religion )
biasa membagi agama secara garis besar kedalam dua bagian. Kelompok agama yang
diturunkan oleh Allah melalui wahyunya sebagaimana terdapat dalam kitab suci
al-Qur’an. Agama yang demikian ini biasa disebut agama samawi (agama langit)
karena berasal dari atas yang termasuk kedalam agama samawi antara lain agama
yahudi, agama nasrani dan agama Islam.
Agama-agama tersebut hingga saat ini masih dianut oleh
umat manusia didunia, dan disampaikan secara turun temurun oleh penganutnya. Di
dalam mengkaji agama islam biasa
sering dihadapkan dengan agama-agama tersebut. Sebagian dari mereka
ada yang bersifat inklusifpluralis, yaitu mengakui keberadaan agama-agama
tersebut, menghormati dan membiarkannya hidup berdampingan. Dan sebagian yang
lain ada pula yang bersufateksklusif yakni tertutup, tidak mengakui agama-agama
lain itu, bahkan menganggapnya sebagai yang keliru dan mesti di jauhi.
Berkenaan dengan itu, kajian terhadap posisi islam diantara
agama-agama tersebut perlu dilakukan, sambil melihat persamaan dan perbedaan di
antara agama-agama tersebut serta sikap yang seharusnya diambil oleh para penganut
agama.
Islam adalah agama yang terakhir di antara sekalian
agama besar didunia yang semuanya merupakan kekuatan besar yang menggerakkan revolusi
dunia, dan mengubah seluruh bangsa. Selain itu, islam bukan saja agama terakhir
melainkan agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang
datang sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Islam merupakan salah satu dari agama samawi, yaitu agama yang
berasal langsung dari Allah Sang Pencipta. Al-Qur’an yang menjadi kitab agam
islam berasal dari sang Maha Besar. Melalui perantara manusia yang dimuliakan Allah
yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah, agama islam bisa menjadi agama yang
ada di bumi.
Islam adalah agama yang terakhir di antara sekalian agama besar didunia
yang semuanya merupakan kekuatan besar yang menggerakkan revolusi dunia, dan mengubah
seluruh bangsa. Selain itu,
islam bukan saja agama
terakhir melainkan agama
yang melingkupi segala-galanya dan
mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdu’l-Fatah, Thabarah, Afif, Ruhu ‘d-Dini ‘I-Islami, at-Thab’atu ‘a-Sabi’ah, Syarif
Chalil Sakar, Damascus, 1376 H/1966 M
Al-Qardhawy, Yusuf, Pengantar kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1997
Anwar,Rosihon, dkk., Pengantar Studi Islam, cet.2,
Bandung: CV Pustaka Setia, 2011
B A,Jamal., Sejarah Islam, Semarang, CV
Toha Putra, 1978
Dzar,Abdullah, Asal-Usul
Islam dalam Kenneth W. Morgan, Islam Jalan Mutlak, jilid I, terjemah
Abusalamah dan Chaidir Anwar, Jakarta: PT Pembangunan, 1963
Ensiklopedi Islam, jil.1, cet.9, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2001
[1]Dr. Yusuf
Al-Qardhawy,Pengantar kajian Islam, (Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,1997), h. 16
[2] Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag., dkk., Pengantar Studi Islam,
cet.2, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 13-15
[3] A Jamal B A., Sejarah Islam, (Semarang, CV Toha Putra, 1978),
h. 9
[4]Ensiklopedi Islam, jil.1, cet.9, (Jakarta: PT
Ikrar Mandiriabadi, 2001), h. 64
[5] A Jamal B A., Sejarah Islam, (Semarang, CV Toha Putra, 1978),
h. 9-11
[6] Abdullah Dzar, Asal-Usul Islam dalam Kenneth W. Morgan, Islam
Jalan Mutlak, jilid I, terjemah Abusalamah dan Chaidir Anwar, (Jakarta: PT
Pembangunan, 1963), h. 1-39
[7] Afif Abdu’l-Fatah Thabarah, Ruhu ‘d-Dini ‘I-Islami, at-Thab’atu
‘a-Sabi’ah, Syarif Chalil Sakar, (Damascus, 1376 H/1966 M), h. 17-18
Posting Komentar untuk "Makalah Agama Islam dalam Pandangan Agama Samawi"